Sukamanah (12/RA) bakda Magrib di masjid Baitul Mujahidin. Gemuruh bacaan shalawat seluruh santri begitu riuh namun syahdu melambaikan doa dari hati teruntuk sang Nabi. Sebelum kedatangan bapak Pimpinan Pesantren seluruh pengurus dan santri sudah berkumpul dengan rapi tidak luput seluruh santri mutawassithah al-ula dan mutaqoddimah bahkan ada tamu rombongan dari Bandung pimpinan Kang Ruslan.
Seluruh yang hadir nampak bersiap saat Bapak tiba dan memulai tausiahnya dengan salam tahmid dan tahlil serta shalawat. Lekas itu beliau menyapa semua yang hadir dan berharap bahwa semua yang disampaikan bisa tersaji dengan santai namun serius dan lugas.
Pada kesempatan yang berbahagia ini, kurang lebih ada 5 poin penting yang disampaikan. Pertama, beliau mengajarkan doa singkat yang teristimewa. Satu doa yang diajarkan dahulu oleh sang Nabi kepada salah satu menantunya yang menikahi sayyidah Fatimah radiyallahu anha yaitu keponakan beliau sendiri; sayyidina Ali radiyallahu anhu. Doanya sebagai berikut,
اللَّهُمَّ اهْدِنِي وَسَدِّدْنِيْ
“Ya Allah berikanlah aku petunjuk dan ketepatan.”
Sebelum menjelaskan lebih lanjut kepada makna dari doa itu, beliau mengajarkan bahwa jika ingin diganti dengan dhamir jamak maka silahkan dibaca seperti berikut ini,
اللَّهُمَّ اهْدِنَا وَسَدِّدْنَا
Dari doa yang nampak sederhana ini Bapak sebetulnya berharap besar bahwa semua santri Sukamanah rajin berdoa kepada Allah. Doanya bisa dipanjatkan untuk diri sendiri atau keluarga dan terutama bagi seluruh kaum muslimin. Alasannya simpel, karena doa adalah pokok ibadah seorang hamba. Sehingga banyak berdoa berarti banyak beribadah. Selanjutnya, agar terstimulus dijelaskan juga salah satu keutamaan dari banyak mendoakan orang lain dari kejauhan yang dikenal dengan sebutan ad-du’a min dzahri al-goib. Keutamaannya adalah doa kita akan diaminkan oleh malaikat plus didoakannya. Ungkapannya sebagai berikut,
آمِيْنْ، وَلَكَ بِمِثْلٍ
“Amin (semoga Allah mengijabah doamu) dan bagimu dengan yang semisal.”
Barulah setelah itu Bapak menjelaskan bahwa Hidayah maknanya ada 2 macam yaitu secara hakiki dan majazi. Apabila secara hakiki maka ini adalah hidayah yang secara mutlak hanya dalam kendali Allah Swt. bahkan seorang Nabipun tidak mampu melakukan ini. Definisinya sebagai berikut,
خَلَقَ الهِدَايَةِ فِى الْقَلْبِ
“Menciptakan hidayah di dalam hati.”
Sementara makna Hidayah secara majazi merupakan hidayah yang secara umum bisa dilakukan siapapun oleh selain Allah. Artinya, seluruh makhluk termasuk Nabi, ulama dan bahkan jin sekalipun bisa melakukan upaya memberikan hidayah. Karena arti hidayah pada ranah ini berarti bimbingan dan arahan ke jalan yang baik; jalan al-islam yang diridhai Allah.
اَلدِّلاَلَةُ وَالْإِرْشَادُ
Bisi disangka euweuh referensina rek disebutkeun atuh, ngan sieun teu bisa macana. Mangga kantun tingal dina kitab syarah jauhar maknun!
Selanjutnya, makna dari ketepatan dalam doa itu adalah ketepatan dalam segala hal. Bisa dalam tutur kata saat berbicara, gerak-gerik dalam bersikap serta akhlak dalam pergaulan sehari-hari dan lain sebagainya. Sehingga menurut penulis maknanya adalah sebagai berikut,
السّداد على كل حال وأحوال
“Ketepatan dalam segala situasi dan kondisi.”
Pengajian Maulid Nabi Part II
SOCIALIZE IT →