وقيل : هي أن يطاع الله فلا يعصي ، ويشكر فلا يكفر.
وقيل : أن يراك الله حيث أمرك ، وأن يفقدك حيث نهاك.
وفى هذا المعنى ورد عن علي رضي الله عنه أنه قال : ( التقوي هي الخوف من الجليل ، والعمل بالتنزيل ، والرضى بالقليل ، والاستعداد ليوم الرحيل).
وعنه قال : (( كونوا بقبول العمل أشدّ اهتماما منكم بالتقوى فإنّه لن يقلّ عمل مع التقوي، وكيف يقلّ عمل تقبّل ))
وقال أيضا : (( لا يقلّ عمل مع التقوى، وكيف يقلّ ما تقبّل ))
وقال ابن مسعود رضي الله عنه قال : (( لأن أكون أعلم الله يقبل منّيي عملا أحبّ إليّ من أن يكون لي ملك الأرض ذهبا ))
وعن أبي الدّرداء رضي الله عنه قال : (( يا حبّذا نوم الأكياس وإفطارهم، كيف يعيبون سهر الحمقى وصيامهم، ومثقال ذرّة من برّ صاحب تقوى ويقين أعظم وأفضل وأرجح من أمثال الجبال من عبادة المفترين ))
وقال : لأن أستيقن أنّ الله قد تقبّل لي صلاة واحدة أحبّ إليّ من الدنيا وما فيها، إنّ الله يقول: (( إنّما يتقبّل الله من المتّقين )) [ المائدة: 27]
TAQWA
15 November 2013
Translit By: El-fahmy Noer
Taqwa adalah mejalankan segala titah Allah dan menghindari segala bentuk larangan-Nya. Ulama lain berpendapat taqwa itu artinya Allah dita’ati dan tidak didurhakai, Allah disyukuri dan tidak dikufuri. Sebagian lainnya mendefinisikan taqwa itu sebagai (sikap batin) bahwa Allah melihat kamu di saat menjalankan perintahNya dan Allah tidak mendapatimu mengerjakan larangan-Nya.
Arti taqwa ini senada dengan definisi yang diungkapakan Ali ra. Menurutnya, taqwa adalah rasa takut pada Dzat Al-jalil (Mahaterhormat), mengamalkan isi At-tanzil (Alquran) dan tetap berbahagia dengan Al-qalil (ketidakcukupan) serta berbenah diri untuk hari Ar-rahil (perpisahan).
Masih dari Ali ra. beliau berpesan: “kalian harus memiliki perhatian lebih akan pentingnya pengabulan amal ibadah oleh Allah berlandaskan ketaqwaan. Karena suatu amalan yang berlandaskan ketaqwaan sama sekali tidak bisa dianggap sepele. Apa pantas suatu amalan yang diterima Allah kita anggap kecil?”
Ali ra. menegaskan: “sama sekali tidak bisa dianggap sepele suatu amal yang berlandaskan ketaqwaan. Apa pantas kita anggap cetek amalan yang diterima Allah?”
Ibn Mas’ud ra. berasumsi: “sungguh, bila saja ku tahu bahwa Allah ternyata menerima suatu amalanku maka bagiku itu akan jauh lebih aku sukai ketimbang aku memiliki bongkahan emas sepenuh isi bumi.”
Abu Ad-Darda ra. pernah bilang, “Betapa lebih baik, tidur dan tidak puasanya manusia cerdas. Betapa tercela, tidak tidur dan puasanya manusia bodoh. Karena meski sebiji sawi, kebaikan manusia bertaqwa dan beriman itu jauh lebih hebat dan lebih berharga dibandingkan dengan beragam jenis amal ibadah para pendusta. Meski itu setinggi dan sebesar gunung menjulang.”
Abu Ad-Darda berasumsi, “sungguh, bila saja aku diberi keyakinan bahwa Allah benar-benar telah menerima satu dari sekian banyak shalatku. Tentu hal itu akan jauh lebih aku suka ketimbang dunia dan segala kemewahannya. Karena Allah SWT berfirman: ”Allah hanya menerima amalan manusia bertaqwa.” (Al-Maidah: 27)
SOCIALIZE IT →