Rab Ne Bana Di Jodi (Giliranku Nanti )
Panas terik kota Tasik terasa mencekik awal perjalanan kami siang ini . Bagaimana tidak , hujan akhir –akhir ini tak turun - turun , tanah tak lagi basah , sawah - sawah sudah mulai pecah membelah , sungai - sungai galian pun mulai kehabisan stock dan banyak pompa air jadi tidak berfungsi optimal . Suasana panasnya yang membakar memang tidak klop buat bepergian , dan hampir saja Aku berencana mundur dan lebih memilih tinggal dirumah demi memperbanyak tidur . Seandainya saja rohis family yaitu Ayahku tidak mempertegas keinginan kuatnya mungkin Aku tidak jadi ikut.
“ Yeuh.. lanceuk maneh geus beberes , manya Acep teu milu ku pedah hawa panas !!” , pikir Ayahku cermat .
“ Hayu mangkaaat rek iraha deui..!!”, tandasnya cepat.
“ Tapi ?!“, sahutku mengajak berunding.
“ Teu kudu aya kata TAPI, Hayu mangkaat!!“, Ayahku mencoba tegas.
“ okelakaloBbgtoeH . . siap bozzz!!“, sahutku tanda setuju melihat semangat Ayah sambil hormat kayak upacara bendera hari senin di sekolahan.
Aku adalah Luthfi suka di panggil Acep sama Ayah, Aku sekarang duduk di bangku kuliah di salah satu Institut Agama Islam terkemuka di Tasik . Dan Aku memilih jalur Kelas atau fakultas Tarbiyah ber jurusan PBA , alias Pendidikan Bahasa Arab . Aku berharap ini Jalan yang bermanfaat Bagi ummat kedepan. Karena sebetulnya diawal keluar MAN Aku sudah berencana memilih kuliah di Institut kesenian jakarta (I K J) dan tidak sedikitpun menoleh ke Institut dan Universitas lain. Teman kawan dan sobat, juga beberapa Guru semuanya mendukungku . Sayangnya , Ayahku tidak begitu setuju dengan rencanaku itu , beliau dengan lembut menolak kemauanku. Sehingga Aku enggan dan segan melancarkan kemauanku itu, biarlah gagal masuk kuliah di I K J dan tidak juga di universitas dan Institut lainnya, di tahun itu. Barulah di tahun keduanya Ayah mengijinkanku memilih perkuliahan di wilayah Tasik. Maka Aku memilih satu dari sekian banyak perkuliahan di Tasik yaitu Institut Agama Islam Cipasung ( I A I C ).
Akhirnya tepat pukul dua siang lah kami memilih jam start buat berangkat. Aku sama family jadi juga ikut mengantar kakakku tersayang. Sepekan sudah waktu berlalu dari pas Dia merried atau akad nikah di kediaman bernama kampung Cintamanah. Kakakku bernama Dewi, panggilan akrabnya Bu Dedew Pernah mengenyam pendidikan Pesantren dan formal di Sukamanah selama 6 tahun . Lalu berlanjut ke pesantren Miftahul Huda Manonjaya, terhitung olehku ini adalah tahun ketujuhnya sekaligus tahun akhir baginya. Sebetulnya sekarang itu Dia lagi sibuk - sibuknya harus menyusun tugas akhir skripsi. Dan insyaallah pada bulan haji akan di wisuda. Jadi, walaupun basicnya pesantren tapi punya standar sama dengan perkuliahan. Nanti setelah rampung Kakakku akan dimukimkan oleh gurunya langsung. Dan memang sudah seyogyanya kakakku tertuntut harus nurut ikut domisili suami dan mengabdikan keilmuwannya disana. Beruntung fasilitas pendidikan sudah tersedia, dari mulai TK hingga Universitas. Maka selaku Adik , Aku cuma bisa ikut mendukung dan mendukung sebisaku. Kakak iparku sendiri Wilayah domisilinya bernama Ds. Cimindi Bunisari kec. Cigugur Pangandaran . Nama kakak iparku Dede Solehudin , nick name - nya Desol bekerja sebagai Guru , bergelar sarjana S.SI, dulu Kuliah fakultas MIPA Jurusan farmasi di salah satu Universitas di Garut. (katanya)
Sepanjang jalan hawa panas amat menyiksa menemani suasana . Apalagi kami berada dalam mobil tanpa ac bercampur debu – debu jalanan menjengkelkan dan bau – bau asing yang keluar masuk jendela mobil Toyota Dedane trayek jemputan . Aku lihat disamping kananku ada Ibu, kakakku ,dan kakak iparku, mereka terlihat lebih memilih untuk memejamkan mata daripada harus menikmati suasana panas pengap . Posisi kakak bersandar di bahu suaminya dan Ibu bersandar ke belakang jok. Sementara Aku enggan tidur dan lebih memilih mengambil buku dan pena dari tas gendongku bermerek Oakley . Aku mau menuliskan kata demi kata yang lewat dalam kepalaku biar jadi notes memory in the real story . Tidak lupa , Ayahku yang bewok bernama H . Husinudin ada di jok depan terlihat duduk manis di samping Bapak supir yang asik menyetir . Dia adalah kang Asep berkopiah loreng , suami dari kakak perempuanya kakak iparku bernama Teh Mala yang sudah dikarunai seorang anak lelaki berumur 7 tahun jalan, namanya Fadhil dan tahun ini dia akan masuk ke bangku Sekolah Dasar.
“Ayo ngebuuuut pak supir !!“ , teriakku dalam hati.
“Anginnya kan jadi adem tuch, mumpung jalannya bagus, cayyo!!“, tuturku lagi didalam hati merasa mulai menikmati perjalanan.
“ waduh barusan bau harum buah durian lewat ke hidung , jadi mupeng nich , ngileurrr banget !!“, gumam hatiku.
“ pasti wwweeeenaaakk !!“, gereget banget.
”Tapi sayang ah gak ada yang tau kemauanku itu !!“, sesalku.
Suasana dalam mobil mulai hening , itu karena penumpangnya pulas tertidur . Ku lihat dan ku amati fanorama alam sekitar tersaksikan , itulah kuasa dahsyat nan amat indah tanda kebesaran Dzat Mahapencipta . Lalu mataku beralih ke kaca mobil depan , dan rupanya telah sampailah kita di tugu selamat datang dari kota ciamis , bermotto : “ CIAMIS MANIS MANJING DINAMIS “ . Setahuku Ciamis memang tersohor masyarakatnya berbudi manis , kotanya pun bersih dan tertata rapih . Aku suka kota ciamis ini semoga motto yang terpangpang tak sekedar pajangan dingding kota .
“ Btw jadi ingat seorang sahabat dahsyat !! “, terlintas begitu z .
“Dia satu mojang ciamis yang suka ku panggil Naya” , seingatku .
“ Dia pintar , berprestasi , baik hati dan tidak kuper .
Top deh !! ” , menurut hematku .
“ Lama tiada jumpa ma Naya ,kangen pengen jumpa ,tapi sekedar sms sich masih suka ada !! “ , harapku kuat pengen jumpa .
Mobil tiba - tiba berbelok ke arah kanan tempat wisata . Nama dari tempat itu Ciungwanara di karang kamulyan . Salah satu dari ragam tempat wisata di ciamis .
“ Urang liren heula , tos ashar !! ” , kata kang Asep seraya memarkirkan mobilnya .
“ Treckk Bruggg !!” , suara pintu mobil dibuka dan ditutup.
“ Bari muka timbel !!“ , tambah Kang Asep sambil berjalan dengan wajah yang nampak butuh energi baru , dan langsung menyewa tikar.
“ cangkeul , lapar umz !! ” , Kang Asep memeperjelas maksudnya .
“ Muhun manga , kantun candak we timbelna aya dina keresek hideung“ , seru Ibuku sambil tersenyum .
“ Ashar tlah tiba , Ashar tlah tiba , hatiiiku gembira !! “ , hatiku malah bernyanyi dengan lirik lagu Tasya berjudul libur tlah tiba .
Langkah Kaki pun ku arahkan menuju masjid bernama Baitul ‘Aziz dan Aku segera mencari tempat wudlu ,sambil menggandeng Ibu . Karena Aku tidak begitu lapar , lebih baik Aku rehat dan segera shalat .
“ fuuuhh , praise be to Allah i feel fresh , shalat is my freshmaker !! “ , aku membuang nafas sambil duduk menatap World Peace Gong dari teras masjid .
World Peace Gong adalah sebuah monumen simbolik cita – cita perdamaian dan keamanan seluruh Negara di dunia , dan juga beragam umat beragama di dunia . Terbukti dengan adanya beragam simbol Agama dan Nations flag di Gonk itu .
“ Ini Gong gede banget !! “ , takjub saat Aku sudah dekat .
“ Ngambil fhoto ah !! “ , seruku agak katro .
“ klik , kleuk !! ” , suara camera hp beberapa kali .
“ eit nanti pada nyariin lagi , balik ke parkiran ah !! “ , pikirku .
Dari jauh sudah terlihat Ayah , dan kang Asep sedang duduk manis di atas tikar sewa di bawah pohon besar yang rindang , mereka begitu asik menyantap dengan lahap bungkusan yang di siapakan Ibu Hj . Nurhasanah dari rumah , itu nama Ibuku . Saat Aku mulai ikut duduk dan ikut menyantap bungkusan datanglah Ibu dan kakakku , keduanya langsung ikut bergabung juga menyantap bungkusan . Setelah dirasa cukup mengisi energi baru maka perjalanan kembali lagi diteruskan .
“ lets Go !! “ , teriakku semangat .
“ move , move , move Mr . driver !! “ , tambahku .
“ whuzzzzzzz “ , suara mobil melaju kencang .
Deru angin kini mulai sejuk memeluk suasana , Ayah ,Ibu , dan kedua kakakku pun terlihat duduk sangat nyaman . Aku membuka kaca jendela full , sambil melihat pemandangan yang what a beautiful . Sampailah kita memasuki kota Banjar . Dari lampu merah kota kulihat masjid Agung Banjar berdiri tegar , dan disamping kanannya ada Toserba bertittle Pajajaran . Selanjutnya di depan ada jembatan yang menampilkan pemandangan Station kereta Banjar di bawahnya . Mobil tiba – tiba berhenti lagi dan kini di depan waroeng jajanan mie Ayam , eh salah yang bener mie Bakso Gofur .
“ Waduh apa Kang Asep masih blom kenyang trus mendadak mo beli Bakso yach ?! “ , tanyaku dalam hati .
“ Tapi , apa iya begitu ?! ” , jadi bingung sendiri .
“ Eh.. Dia udah mo balik lagi ke mobil tuh menjingjing bungkusan di kantong pelastik hitam !! “ , mataku memperhatikannya .
“ Meser naon Kang Asep ?! “ , tanya Ayah .
“ Bakso atah Pak , kangge murangkalih !! ” , jawabnya sambil menyalakan kembali mesin mobil .
“ Sok resepeun di masak jeung SARIMIE !! ” , tambah Kang Asep .
“ Hmm ..” , gumamku dari belakang merasa mendapat jawaban .
“ Whuzzzzz .. !! “ , mobil kembali melaju .
“ ow , ow , ow , motto orang Banjar : INDAH DAMAI
ASRI MANDIRI !! ” , saat kubaca ada didinding kota .
“ Lagi – lagi semoga itu tak sekedar motto !! “ , harapku untuk kali kedua .
Wilayah Banjar akan segera kita tinggalkan namun Jalanan menjadi padat dan laju mobil tersendat - sendat . Mungkin karena musim holiday telah tiba akibatnya jalanan ramai dan sesak dengan kendaraan para wisatawan lokal . Tapi hipotesaku salah kali ini rupanya di depan sedang ada perbaikan jalan .
“ wow , ada tournament futboll kids !! “ , mataku melongo .
“ cep , tuh baroedak SD maen bola !! ” , Ayahku berkicau .
“ iya pak , rame jigana mun bisa nonton nyak !? “ , jawabku .
Flash back dalam memory terjadi , semasa MI dulu ( sejajar dengan sekolah Dasar berbasic Islami ) Aku suka di ajak ikut tournament futboll kids oleh beberapa pemilik modal . Tapi belom pernah sekalipun nyampe final , coz di babak penyisihan z udah seringkali keok . karena difficult permainannya tidak berpadu dan tidak ada racikan collectivitas yang solid tapi yang ditonjolkan adalah individualitas permainan bukan team work . Kecuali saat menginjak bangku SMA Aku pernah merasakan puncak kejayaan bersama anak –anak kelaz X .3 , Kita juara pertama Liga Sepak Bola didikan wali kelas Bapak Juheli yang baik hati dan tidak rewel . Dia care sama anak – anak bandel kayak kita dan pandai menyikapi masalah kita . Sehingga hasilnya kelaz X .3 jadi pemilik piala dan piagam terbanyak diantara kelas lainnya dalam beragam lomba dan beliau pernah mengaku bangga pada kami . Manis pahitnya perjuangan dan kebersamaan di setiap pertandingan dan perlombaan sungguh kental terasa . Adakalanya hampir muncul perpecahan tapi sang ketua kelas , Faiz firdaus . Selalu sigap dan cepat menangkap benih - benih itu dan langsung membenamkannya dengan baik lalu menyiramnya dan menyulapnya tumbuh menjadi pohon kebersamaan yang membuat kami semakin solid . Dan sungguh semuanya masih terekam kuat dalam memory kelaz Q dahsyat .
“ widih , lihat tuh ada anak – anak reggae lagi ngumpul !! ” , tunjukku ke arah sebuah rumah .
“ hmm.. gak ada yang nyahut nich parah !! ” , komentarku sendiri .
Melihat mereka Aku langsung ter ingat ke om Bob Marley artis yang terkenal dengan genre musik Reggae , lalu Rasta , Jamaica , Rambut Gimbal , dan Ganjanya . Tapi Aku lebih ingat lagi sama sosok nyentrik dan menarik bernama Mbah Surif yang sudah meninggal dunia . Beliau tenar di usianya yang sudah tua dengan membawakan lagu reggae berjudul “ Tak Gendong “ . Mbah Surif punya tawa khas dan hobby minum kopi yang menggemparkan , karena dalam sehari bisa menkonsumsi kopi belasan sampai puluhan gelas . Apalagi di tambah pesannya yang aneh dan nyeleneh . Beliau berpesan , “ kalo mau awet muda banyakin ngopi sedikitin tidur !! “ Lalu disambung dengan gelak tawa khas yang pasti para pembaca bisa mempraktekkannya . Aku yakin setiap orang pun akan ingat Mbah surif kalo lihat anak - anak reggae .
“ where are you going , okey i’m boking !! “ , hatiku bernyanyi .
“ Haahh ,,Haahh,,Haaaaaahh !!”
“ Tak gendong , kemana – mana 2x !! ” , lanjutku .
“ enak donk , mantep donk , Ayo mau ke mana !? ” , tersenyum sendiri Aku menyanyikannya .
Dari arah kiri kaca jendela mobil Aku melihat ada kantor kecamatan Padaherang . Deru Angin sekarang mulai kencang , dan Hawa pantai sudah mulai terasa . Senja pun akan segera tiba menghadirkan Mega Merah di upuk barat yang mengantarkan Mentari terbenam . Aku tutup kaca jendela mobil rapat – rapat lalu ku teringat .
“ Laila padaherangnya di mana ya ?! ” ,tanyaku sendiri .
“ lama Aku tak sms Dia , apa kabarnya sekarang !? ”, sambil ku ambil hp di saku depan .
Laila adalah temanku di bangku kuliah sekarang , Dia ngaku mojang padaherang .Tapi Aku lupa lagi alamat lengkapnya ,dulu pernah ngasih sih . Di perkuliahan Dia terhitung mahasiswi aktif dan pintar tapi gak sok aktif dan sok pintar . Aku suka gayanya , Dia care dan multy talent dalam persfektifku . Di perkuliahan dia mampu mengerjakan tugas apapun dari dosen dan selalu konsekuen untuk urusan tugas bahkan bisa membantu rekan – rekannya . Tata bahasanya bagus sesuai EYD kalo persentasi dan seringkali menggunakan bahasa – bahasa ilmiah . Nah kalo urusan cantik , orang berpendapat dia cewek black sweet , jadi kalo abis maniznya tinggal blacknya z hehe , tapi menurutku dia pretty girl koq . Semoga dilain waktu Aku bisa maen ke rumahnya bersilaturahmi dengan familinya.
“ Waduh keasyikan nulis dan ngelamunin laila jadi lupa udah sampai mana nich perjalanan kita ?!” , pikirku .
“ Aku nanya kakak iparku dah !!” , saran hematku .
“ A udah nyampe mana ?! “ , tanyaku .
“ Hmm..Padaherang mie , eh Kalipucang !!” , jawabnya agak bingung .
Hari sudah mulai senja dan gelap mulai tiba di depan mata . Sesaat rasa kantuk pun mulai menyerangku karena tubuh mulai lelah dan ingin segera sampai di tempat tujuan . Dari arah dekat terdengar suara adzan ketelinga , suara itu terdengar dari hp punyaku yang terpasang Alarm di lima waktu shalat . Dan insyaallah pas banget dengan jadwal adzan di masjid karena suka ku up-date . Terbukti dari arah jauh surau masjid juga terdengar adzan . Tandanya waktu maghrib telah tiba kawan , hanya saja Aku tidak perlu shalat lagi karena sudah kulakukan tadi secara jamak qoshor di masjid Baitul ‘Aziz karangkamulyan . Tapi mobil kang Asep kembali parkir di salah satu masjid bernama Nurul Iman di wilayah Pangandaran , Cirateum , Putrapinggan , untuk shalat magrib . Sementara Aku hanya duduk didalam mobil menghormati waktu shalat .
“ Innalillahi , tahukah kawan !!” ,seruku merasa ironis .
“ Anak muda itu , selesai shalat bukannya wiridan malah nyanyiin lagu band !!” , ada rasa miris di hati ini .
“ Maafkan Akuu.. menduakan cintamu dst..!! ” , suaranya serak - serak basah .
“ Semoga mereka cepat mendapat Hidayah dan Taufiq-Nya !!” , sambil ku ucap Amin Yaa Rahman .
Mobil kembali melaju kencang apalagi setelah barusan Ayah bilang pamanku orang Banjar bernama Rozik bersama Bibi dan anak bungsunya bernama Ucu menelepon . Paman sudah kesal menunggu kami dari tadi di ujung lapangan bola Pangandaran . Karena Paman berkeinginan untuk ikut mengantar kepindahan kakakku sekaligus ingin tahu dan memastikan tempat kakakku nanti berdomisili . Di tambah ada sms dari Teh Pupu yang punya waroeng berangkat bersama rombongan dari tetanga - tetangga yang masih satu keluarga di kampung . Mereka juga sengaja ingin tahu tapi tujuan mereka sebenarnya berlibur ke pantai pangandaran .Jadinya mereka itu berangkat duluan dari mobil jemputan .Tetapi Teh Pupu malah mengirim sms marah - marah dan kesal mewakili mereka yang lebih dahulu sampai di rumah mertua kakakku sementara yang ditunggu tak kunjung tiba karena mungkin mereka malu sendiri .
“ Sajam deui oge nyampe !!” , kata Kang Asep memberitahu .
“ Pami ka lapangan pangandaran ?!” , tanya Ayahku .
“ Lima menit oge dugi kadinya mah Pak !!” , Kang Asep dan A dede menjawab serempak .
Dengan cepat di carilah dimana ujung lapangan Bola Pangandaran itu , lalu Pamanku dan Bibi pun ditemukan bersama anak bungsunya .
“ Mani kat lami !!”
“ Mani kat lila !!” , suara Bibi dan Pamanku bersamaan .
“ Nitip murangkalih nyak !!” , seru Bibiku memelas di sambut Ayahku .
“ Wah ucu ngiring umz ?!” , Ayahku menyapa dan memangku duduk ucu si bungsu .
“ Whuzzzz !! “ , mobil kembali melaju di ikuti motor Pamanku .
Di tengah jalan Adzan Isya dari surau Masjid telah terdengar tapi kita belum kunjung sampai . Malahan Aku mulai merasa bete , karena ternyata jalannya jadi moneter . Istilah itu khusus buatanku buat jalanan beraspal jelek dan penuh lubang dan belum di perbaiki . Akibatnya coretanku ancur bin kacau dan terkesan jingkrak – jingkrakan keluar dari jalur penulisan . Hingga Aku memilih berhenti mencatat walau tadinya mencoba memakasakan tapi tak ada gunanya lebih baik ku tunda hingga jalannya kembali stabil dan aman untukku meneruskan coretan .
“ Berapa menit lagi kita sampai ?!” , tanyaku .
“ Sebentar lagi !! ” , jawab kakak iparku .
“ Okelah ,,Okelah ,,kalo Bbbbegitoh !!” , candaku sendiri .
Rasanya memang lama kalo Aku tunggu – tunggu , terlebih jalan moneternya lebih panjang dari dugaanku .Kalo di bandingkan , ini lebih parah dan lebih panjang dari Jalan moneter Babakan dan Pagergunung di desaku . Kiri dan kanannya seperti hutan rimba karena ku pikir hanya sesekali saja ada titik – titik cahaya lampu rumah penduduk selebihnya hanya terlihat dedaunan dari pepeohonan sekitar yang tersorot lampu mobil . Dan beberapa kali ku coba tanyakan lagi hasilnya sama sebentar lagi dan lagi .
“ kapan nyampainya nich ?! ” , tanyaku .
“ Berapa menit lagi sich ?! ” , tanyaku lagi .
“ Yang itu apa bukan dich ?! “ , tanyaku lagi dan lagi .
Jauhnya perjalanan ini sungguh sedikitpun tak pernah ku bayangkan sebelumnya . Pantas saja bawaannya malas ,dan beberapa kali ku menebak rumah mertua kakakku dalam hati tapi jawabannya bukan dan bukan . Akhirnya Aku bosan bertanya dan menebak – nebak biarlah ku tunggu mobil ini berhenti membawaku sampai ke tempat yang tertuju . Tapi , satu hal yang membuat Aku sudah tak tahan lagi . Kalian mau tahu Aku udah gak kuat untuk menahan diri kalau Aku dari tadi pengen kencing .
“ Waccaaaaaaaaaaaaww , nyampe juga !! ” , teriakku gembira .
“ Ayo Serbuuuu WC !! ” , jeritku dalam hati saja karena malu .
Mih Hj . Isus , Ibunda kakak iparku langsung menyambut kedatangan kami dan berceloteh tentang Rombongan yang datang lebih dahulu daripada kami . Di temani gelak tawa dan canda bahagia karena kami akhirnya sampai selamat ke tempat ini .Di sana juga sudah ada Kak Mala dan Fadhil juga para pembantu .Dan kami bersalaman dengan mereka . Mih Hj. Isus menambahkan bahwa rombongan itu pulang sekitar pukul setengah tujuh , jika diprediksikan maka mobil kami harus ketemu di Parigi ,karena kami sampai pukul setengah delapan disini .Tiba – tiba muncul keinginanku untuk menghitung berapa jam kami melakukan perjalanan , lalu Aku mencoba mengangkat jari jemariku .
“ Satu ,Dua , Tiga , Empat , Lima , Enam , Setengah !! “ , hitunganku seperti anak TK .
“ Jadi lama perjalanan kami kurang lebih enam jam setengah , wow dahsyat men !! “ , seruku .
“ Cimindi Oh Bunisari , jauh nian sekali !! ” , penilaianku .
Aku percaya bahwa manusia hidup memerankan berbagai peran dan lakon cerita . Karena hidup memang layaknya sederetan kata yang hanya menyisakan beberapa sepasi . Terkadang manusia butuh koma untuk mengistirahatkan perejalanan hidupnya . Seringkali juga muncul tanda tanya di saat manusia kehilangan arah . Sesekali manusia juga suka menghadirkan tanda seru , di saat kenyataan tidak sesuai dengan harapan. Dan ada juga muncul tanda titik , tetapi yakinlah tanda titik itu bukan akhir dari segalanya . Karena masih terlalu banyak hal yang perlu kita untai menjadi sebuah lembar cerita sejarah kehidupan yang indah .
“ Jodoh oh jodoh , memang yang bisa menentukan hanya Alloh “ , hatiku merasa yakin .
” Manusia hanya berencana dan berusaha !! ”, lagi – lagi ngobrol sendiri di hati .
“ Mungkin Aku juga juga begitu , belum tahu siapa jodohku nanti !? ” , merenung sendiri .
“ Dan bila sampainya nanti , akan ku ingat selalu kisah ini !! “ , betul .
“ Jelas giliranku nanti , Aku percaya Rab Ne Bana Di Jodi !! “ , ku hela napas panjang sambil ku rebahkan tubuhku di atas kasur dan ku tertidur .
Selesai .
Cigugur , 6 Juli 2011
fahluth_rainbow
SOCIALIZE IT →